”Awalnya saya hanya bermodal Rp 100.000. Saya beli domain Rp 70.000, hosting Rp 30.000. Saya bangun website saya, bekerja sama dengan beberapa toko bunga offline, saya minta fotonya, lalu saya pajang di website. Sederhana sekali. Saat itu saya masih jual bunga dari berbagai toko sesuai pesanan. Setelah mulai berkembang, saya mulai memesan bunga pada supplier dan merangkainya sendiri. Sekarang foto-foto yang dipajang di katalog web sudah foto-foto kami sendiri,” kenang Agung saat ditemui Kompas.com seusai seminar ”Best Practise of E-Commerce in SME” dalam rangkaian ICC 2011 yang diadakan Komunitas Tangan di Atas (TDA) di JCC, Jakarta, Sabtu (11/6/2011).
Elyana, istri Agung, yang mulai bergabung bersama usaha yang dirintis suaminya juga ikut berbagi cerita. ”Suami saya resign dari kantornya tahun 2008, dua tahun setelah ia mulai membangun bungahati.com dan saat itu saya masih tidak yakin apakah usaha yang dibangun suami saya akan bertahan. Saya termasuk orang yang tidak percaya dengan bisnis online. Namun, setelah saya coba masuk, coba ikut menangani penjualan, akhirnya saya tertarik dan tahun 2009 saya juga resmi resign dari kantor saya untuk bisa fokus mengurusi bungahati.com,” ungkap Elyana.
Hingga kini Elyana tetap terjun langsung mengurusi pemesanan hingga distribusi ke konsumen. Ia mengaku belum bisa memercayakan manajemen kepada orang lain. ”Saya yang memilih sendiri supplier bunga, sampai merangkai bunganya, mengawasi pekerjaan kurir untuk memastikan bunga sampai dengan baik ke tangan pembeli,” ujar Elyana.
Untuk menjamin kualitas bunga yang sampai ke tangan pembeli, Elyana selalu menyelipkan surat pernyataan yang harus diisi oleh konsumen saat kurir mengantarkan bunga. ”Ada pilihan check list untuk melaporkan keadaan bunga yang sampai, apakah sesuai, tidak sesuai, layu, itu bisa diisi oleh pembeli. Nanti kurir akan menyampaikannya kepada saya,” ucapnya. Apabila terjadi ketidakpuasan pembeli, Elyana akan bertanggung jawab untuk menggantinya sesuai ketentuan yang berlaku.
Elyana menjamin bunga-bunga yang dikirimkannya selalu segar dan sesuai dengan gambar yang dipajang di web dengan melakukan pengecekan setiap hari, melakukan pemotongan batang yang rusak, dan ketika pengiriman, pengemasan dilakukan dengan boks dan di dalamnya diberi es untuk menjamin kesegaran. ”Saya selalu stok bunga di kantor, untuk pembelian mendadak. Jadi kendalanya adalah ketika tidak ada pembelian, bunga akan layu dalam beberapa hari,” ujarnya. Adapun untuk pemesanan dua-tiga hari sebelumnya, Elyana akan memesan langsung kepada supplier bunga.
Untuk pembelian mendadak, waktu yang dibutuhkan semenjak pemesanan hingga sampai ke tangan pembeli biasanya berkisar 2 hingga 3 jam, apabila pembeli berada di kawasan Jakarta. ”Karena satu jam untuk merangkai, satu jam untuk pengantaran,” ungkapnya. Apabila pembeli berada di luar Jakarta, waktu pengiriman akan lebih lama tergantung jarak rumah pembeli dengan kantor pusat bungahati.com di Jakarta.
Selain kawasan Indonesia, bungahati.com juga melayani pemesanan untuk mancanegara. ”Kami sudah melayani pengiriman hingga ke China, Beijing, Hongkong, dan Singapura. Namun, karena ini bisnis bunga segar, supplier bunganya bukan dari Indonesia, tapi kami pesan dari supplier di negara si pembeli,” ujar Agung.
Menurut Agung, usaha bunga online-nya ini adalah usaha yang berkembang dari bisnis online ke bisnis offline. ”Kalau dulu, orang sukses offline dulu, baru bikin website. Usaha saya ini online-nya berkembang dulu baru offline-nya menyusul secara bertahap. Awalnya saya hanya bermodalkan Rp 100.000 untuk membangun web, lalu mulai menjual produk dari toko bunga orang, akhirnya saya punya supplier sendiri, saya produksi sendiri bunganya, rangkai sendiri, sampai beli kulkas khusus untuk menyimpan bunga, menggaji kurir, dan lainnya,” tutur Agung.
Harga bunga-bunga di website ini dijual mulai dari harga Rp 300.000 hingga jutaan rupiah, tergantung jenis bunga dan kesulitan merangkai bunganya. Selain pembeli individu, Agung kini juga telah memiliki langganan perusahaan-perusahaan besar yang melakukan order pada ajang-ajang tertentu.
Suami-istri ini punya pengalaman tak terlupakan selama berbisnis bunga online. ”Ada yang memesan bunga untuk melamar. Saat itu dia memesan satu gedung bioskop untuk dipakai private nonton berdua dengan calon istrinya. Di tengah-tengah film, dia melamar calon istrinya sambil memberikan bunga. Itu bunga penuh satu bioskop. Itu gambaran kami bisa melayani pemesanan hingga seperti itu,” kenang Elyana.
Elyana menambahkan, meski usahanya mulai berkembang dan jumlah omzetnya meningkat, ia dan suaminya hanya mempekerjakan 6 orang pegawai. ”Dua orang kurir, satu dengan motor, satu dengan mobil. Lalu satu orang operator untuk mem-follow up pemesanan, satu orang penulis kata-kata ucapan di rangkaian bunga, dan satu orang pembantu umum,” tutupnya.
Tertarik mengikuti jejak Agung dan istrinya?
Sumber : Kompas
Untuk menjamin kualitas bunga yang sampai ke tangan pembeli, Elyana selalu menyelipkan surat pernyataan yang harus diisi oleh konsumen saat kurir mengantarkan bunga. ”Ada pilihan check list untuk melaporkan keadaan bunga yang sampai, apakah sesuai, tidak sesuai, layu, itu bisa diisi oleh pembeli. Nanti kurir akan menyampaikannya kepada saya,” ucapnya. Apabila terjadi ketidakpuasan pembeli, Elyana akan bertanggung jawab untuk menggantinya sesuai ketentuan yang berlaku.
Elyana menjamin bunga-bunga yang dikirimkannya selalu segar dan sesuai dengan gambar yang dipajang di web dengan melakukan pengecekan setiap hari, melakukan pemotongan batang yang rusak, dan ketika pengiriman, pengemasan dilakukan dengan boks dan di dalamnya diberi es untuk menjamin kesegaran. ”Saya selalu stok bunga di kantor, untuk pembelian mendadak. Jadi kendalanya adalah ketika tidak ada pembelian, bunga akan layu dalam beberapa hari,” ujarnya. Adapun untuk pemesanan dua-tiga hari sebelumnya, Elyana akan memesan langsung kepada supplier bunga.
Untuk pembelian mendadak, waktu yang dibutuhkan semenjak pemesanan hingga sampai ke tangan pembeli biasanya berkisar 2 hingga 3 jam, apabila pembeli berada di kawasan Jakarta. ”Karena satu jam untuk merangkai, satu jam untuk pengantaran,” ungkapnya. Apabila pembeli berada di luar Jakarta, waktu pengiriman akan lebih lama tergantung jarak rumah pembeli dengan kantor pusat bungahati.com di Jakarta.
Selain kawasan Indonesia, bungahati.com juga melayani pemesanan untuk mancanegara. ”Kami sudah melayani pengiriman hingga ke China, Beijing, Hongkong, dan Singapura. Namun, karena ini bisnis bunga segar, supplier bunganya bukan dari Indonesia, tapi kami pesan dari supplier di negara si pembeli,” ujar Agung.
Menurut Agung, usaha bunga online-nya ini adalah usaha yang berkembang dari bisnis online ke bisnis offline. ”Kalau dulu, orang sukses offline dulu, baru bikin website. Usaha saya ini online-nya berkembang dulu baru offline-nya menyusul secara bertahap. Awalnya saya hanya bermodalkan Rp 100.000 untuk membangun web, lalu mulai menjual produk dari toko bunga orang, akhirnya saya punya supplier sendiri, saya produksi sendiri bunganya, rangkai sendiri, sampai beli kulkas khusus untuk menyimpan bunga, menggaji kurir, dan lainnya,” tutur Agung.
Harga bunga-bunga di website ini dijual mulai dari harga Rp 300.000 hingga jutaan rupiah, tergantung jenis bunga dan kesulitan merangkai bunganya. Selain pembeli individu, Agung kini juga telah memiliki langganan perusahaan-perusahaan besar yang melakukan order pada ajang-ajang tertentu.
Suami-istri ini punya pengalaman tak terlupakan selama berbisnis bunga online. ”Ada yang memesan bunga untuk melamar. Saat itu dia memesan satu gedung bioskop untuk dipakai private nonton berdua dengan calon istrinya. Di tengah-tengah film, dia melamar calon istrinya sambil memberikan bunga. Itu bunga penuh satu bioskop. Itu gambaran kami bisa melayani pemesanan hingga seperti itu,” kenang Elyana.
Elyana menambahkan, meski usahanya mulai berkembang dan jumlah omzetnya meningkat, ia dan suaminya hanya mempekerjakan 6 orang pegawai. ”Dua orang kurir, satu dengan motor, satu dengan mobil. Lalu satu orang operator untuk mem-follow up pemesanan, satu orang penulis kata-kata ucapan di rangkaian bunga, dan satu orang pembantu umum,” tutupnya.
Tertarik mengikuti jejak Agung dan istrinya?
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar