Laman

Powered By Blogger

Jumat, 17 Juni 2011

Learning And Development Design

Learning And Development Design
Pembelajaran ( learning ) merupakan perubahan yang relative permanen dalam pengetahuan, keahlian, keyakinan, sikap, atau perilaku yang terbentuk dari pengalaman. Dua teori yang menjelaskan bagaimana proses pembelajaran berlangsung adalah pengkondisian peserta ( operant conditioning ) dan teori kognitif social ( social kognitif theory ). Pengetahuan ini memiliki esensi dalam sebuah prinsip pembelajaran dan merancang sebuah program pelatihan yang efektif bagi perusahaan.
Ada beberapa strategi untuk mengembangkan menurut Reid & Barrington ( 1999 )
• Training On The Job ( Latihan yang dimana di desain didalam pekerjaan )
• Planned Organization Experience ( perusahaan memberikan pengalaman kepada pegawai yang dimana pengalaman tersebut sudah direncanakan oleh perusahaan itu sendiri ).
• In-House Course ( perusahaan mendatangkan seorang trainer dan membatasi peserta yang mengikuti training tersebut agar lebih efektif dan juga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan cukup mahal ).
• Planned Experiences Outside The Organization ( atasan ingin memberikan pegawai pengalaman dengan leadership, motivasi dan team work ).
• External Course ( pelatihan yang diadakan oleh pihak external )
• Self Managed Learning ( system pembelajaran yang dimana berasal dari dalam diri kita sendiri dalam artian kita sendiri yang membuat desain pembelajaran untuk diri kita ).
Beberapa manfaat yang ditawarkan dari training on the job :
1. Karyawan melakukan pekerjaan yang sebenarnya bukan merupakan sebuah tugas yang disimulasikan.
2. Karyawan menerima instruksi dari karyawan senior atau penyelia yang berpengalaman yang telah melaksanakan tugas dengan baik.
3. Pelatihan dilaksanakan di dalam lingkungan kerja yang sesungguhnya, dibawah kondisi normal dan tidak membutuhkan fasilitas khusus.
4. Pelatihan yang dilakukan secara informal, relative tidak mahal, dan mudah dijadwalkan
5. Pelatihannya dapat membina hubungan kerja sama antara karyawan dan pelatih
6. Program ini sangat relevan dengan pekerjaan, memakan biaya tunai yang relative lebih rendah dan membantu memotivasi kinerja yang kuat.

Contoh training on the job : magang, internship, dan rotasi pekerjaan
Learning Objectives, learning objectives terdiri dari :
1. Standar behavior : suatu proses pelatihan yang dimana seorang trainer memberikan suatu pernyataan yang jelas pada saat trainer sehingga mencapai tujuan pada akhir pelatihan.
2. Standar Performance : suatu kinerja yang harus dicapai pada saat selesai mengikuti pelatihan ( seberapa baik seorang learn harus mampu melakukan kinerja ).
3. Conditions of performance : dengan diadakan pelatihan maka karyawan memiliki pemahaman baru dengan memiliki kondisi yang kondusif dan dapat berubah.
Apabila learning objective di urutkan maka :
1. Terciptanya kondisi yang kondusif
2. Kinerjanya dapat tercapai
3. Mengubah perilaku.
Dengan adanya learning objective maka terdapat 3 perubahan:
1. Knowledge ( pengetahuan ) : terjadnya internalization kemudian dapat memahami dari apa yang sudah disampaikan lalu dapat menyampaikan informasi baru dan konsep yang telah diterapkan.
2. Skill ( keterampilan ) : suatu penyatuan yang didapatkan dari praktek-praktek dengan cara-cara baru untuk dapat dipraktekan. Exp : mental, fisik, social ( memahami sikap individu berorganisasi dan aplikasinya serta dapat berinteraksi dengan orang lain ).
3. Attitude ( sikap ) : perubahan pada sikap kita yang berdasarkan aplikasi dan nilai-nilai.

Pada saat seorang karyawan mengikuti pelatihan maka seorang karyawan tersebut harus mengetahui tentang latar belakang ( basic ) dari pelatihan yang diikuti oleh seorang karyawan tersebut. Kenapa harus memiliki/ mengetahui suatu basic yang diikuti? Dikarenakan apabila seorang karywan tersebut tidak memiliki suatu basic tentang pelatihan yang diikuti maka akan sulit untuk dapat menerimasuatu konsep baru yang akan ditawarkan.
Didalam learning style terdapat tiga bagan yang dimana antaranya adalah :
1. Pengalaman secara kongkrit, dimana seorang learner pernah mendapatkan, mengerjakan, memiliki suatu pengalaman terkait tentang materi yang diberikan yang didapat melalui pelatihan, video, dosen, penugasan maupun observasi, yang dimana dapat memunculkan rasa ketertarikan dan motivasi.
2. Menggambarkan, setelah memiliki pengalaman, learner perlu merefleksikan pengalamannya dengan mengimplementasikan, dapat dilakukan dengan cara renungan, diskusi kelompok, debat formal.
3. Menyimpulkan, pada tahap sebelumnya yang dimana diskusi kelompok dapat menghasilkan suatu kesimpulan, pada tahap ini seorang learner akansiap untuk belajar.
4. Mengujinya kembali, pada tahap ini merencanakan apa yang akan dilaksanakan dengan learning proses yang telah dilakukan.
Pada tahapan gaya belajar harus dapat dipahami dengan baik antara manajer dan karyawan, agar dapat terciptanya suatu kesesuaian sehingga dapat mempengaruhi seorang karyawan untuk mengikuti suatu proses pembelajaran. Akan terjadi suatu motivasi belajar dari seorang karyawan apabila karyawan tersebut merasakan suatu kebutuhan utnuk dirinya sendiri.
Didalam proses pembelajaran tidak hanya factor internal dari dalam diri karyawan saja yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran akan tetapi factor lingkungan juga dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Didalam proses pembelajaran desain fasilitas juga mempengaruhi, baik peralatan yang dimiliki sehingga didalam mendesain harus memperhatikan serta mempertimbangkan hal tersebut. Waktu yang diperhitungkan dengan matang tentang proses pembelajaran akan semakin mempengaruhi pembelajaran karena seberapa besar informasi yang akan didapatkan oleh seorang karyawan yang sedang mengikuti proses pembelajaran tersebut, karena waktu juga dapat melihat dalam tidaknya eksplorasi yang dilakukan oleh karyawan yang akan berdampak pada baik buruknya hasil pelatihan tersebut.

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...