Dia bukan peminta, tapi dia berusaha mencari nafkah
untuk anak dan keluarga secara ikhlas dengan menjajakan barang jualannya secara
berkeliling. Mereka berada di dalam keramaian di antara orang-orang yang sedang
menikmati kehidupan yang layak. Mungkin bagi mereka hidup mereka hanya sekedar
apa adanya tidak memiliki suatu yang lebih akan tetapi mereka ikhlas dalam
menjalankan alur kehidupan.
Tidak ada yang dapat menghalangi langkah mereka
dalam mencari keberuntungan setiap harinya, walaupun panas terik matahari
menyengat tubuh mereka, akan tetapi mereka tidak memperdulikannya berjuang demi
keluarga yang menunggu di rumah dengan segala harapan yang akan diberikan untuk
menyambung kehidupan esok hari. Berdoa dan terus berharap agar cuaca yang
dihadapi sekrang tidak mengalami hujan yang sangat deras karena hujan lah yang
menjadi rintangan menakutkan bagi mereka, karena hujan akan mereka tidak dapat
menjajakan dagangan, mereka harus berteduh sambil berharap hujan akan cepat
reda.
Asongan itu lah pekerjaan yang dijalankan dengan
hanya bermodal kan sangat minim dan bermodalkan tenaga yang kuat serta menahan
teriknya panas matahari. Setiap hari berkeliling mencari keramaian, karena
keramaian membuat mereka merasa beruntung berharap akan ada orang yang membeli
dagangan yang mereka tawarkan. Mereka bukan pengemis yang hanya meminta-minta
kepada orang lain, tapi mereka hanya berusaha menjajakan apa yang sekiranya
orang-orang butuhkan.
Doa yang mengiringi meraka untuk pergi di pagi hari
dan kembali menjelang petang bahkan larut malam pun akan dilakukan sampai
pendapatan yang merka hasilkan unutk saat ini merasa cukup bagi keluarga
mereka, anak-anak yang menunggu di rumah dan juga istri yang selalu setia
mendoakan kepergian pada saat akan mengadu kan nasib pada hari ini. Mereka
tidak pernah miminta agar dagangan mereka untuk dibeli oleh orang yang merka
tawarkan, bukan seperti peminta-minta yang hanya menengadahkan tangan meraka
sambil memohon kepada orang yang mereka minta.
Hari ini merupakan hari yang sangat melelahkan
ditambah lagi penjualan yang belum ada pembeli satupun, mungkin kali ini rizki
tuhan yang diberikan itu lah imbuhnya dalam hati sambil terus menjajakan apa
yang dia sugukan untuk orang lain. Tidak berharap banyak apa yang akan
diberikan tuhan untuk meraka hari ini, mereka mensyukuri untuk semuanya karena
ini lah rizki yang diberikan tuhan setiap hari berbeda. Tidak seperti pekerjaan
yang dijalankan oleh orang-orang yang memiliki suatu title yang dimana mereka
tidak perlu merasakan terik matahari, tidak perlu menghisap debu jalanan,
mereka hanya duduk dan menjalankan apa yang sudah diberikan oleh atasan mereka.
Pedagang asongan rata-rata hanya mengenyam bangku
pendidikan sampai menengah pertama atau bahkan mungkin sama sekali tidak
mengenyam bangku pendidikan dikarenakan keadaan ekonomi yang sangat terjepit,
untuk mebeli makan saja kemungkinan agak kesulitan apa lagi untuk biaya
pendidikan bagi mereka. Pendidikan bagi mereka merupakan barang yang sangat
mewah yang harus dibeli dengan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.
Kita sebagai orang yang telah diberikan kenikmatan
yang berlebih lebih dari pada mereka harus mensyukuri apa yang tuhan berikan
untuk kita, bukan hanya mengeluh karena kita sedang mengalami musibah dan
sebagainya sehingga membuat kita sedih, akan tetapi pada saat kita senang kita
tidak melihat kebawah orang-orang yang diberikan rizki tidak lebih baik dari
kita. Bantu lah mereka, belilah barang-barang yang mereka sugukan walupun kita
tidak begitu memerlukannya, setidaknya memberikan sedikit keringanan beban akan
beratnya kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar